Cerita Fabel
Lomba Lari
Di suatu tempat, hiduplah beberapa
hewan. Mereka hidup damai, dan sering saling tolong menolong antar sesama. Namun,
smuanya berubah saat Walid, seekor kelinci yang dapat berlari dengan cepat
menyombongkan dirinya di hadapan para hewan yang lain. Dia berlari mengelilingi
hewan hewan yang lain, sambil menantang mereka untuk lomba lari dengannya.
“Wahai, kalian para hewan lambat!
Adakah disini yang bias lebih cepat dari ku?” Dia berdiri di sebuah bongkahan
pohon yang sudah tua.
“Berlagak sangat kau Walid.” Ann,
seekor belalang menyoraki Walid.
“Apa maksudmu? Bukankah kalian bisa
melihatnya? Atau mata yang ada di atas hidung kalian itu hanya sebagai hiasan?”
“Dasar sombong kau Walid. Kalau kau
berani, ayo tanding denganku.” Terdengar suara pelan dari seekor hewan yang
badannya tertutup oleh batu besar. Dia berusaha menaiki batu itu, dan menantang
Walid dengan gagahnya. “Aku, Arif akan bertanding dengan hewan sombong ini.
Jika aku yang menang, kau jangan menganggu kami lagi, mengerti?” kata kata
tegas dari seekor kura kura kecil.
Semuanya terdiam. Hening, tak ada
suara satupun, sampai saatnya suara tawa Walid pecah mendnegar pernyataannya.
“Ini? Kura kura? Apakah kau mau
menantangku, nak?”
“Ya. Aku sangat serius dengan hal
itu.” Arif tetap pada pendiriannya. Ia merasa sangat yakin, dapat mengalahkan
Walid, kelinci yang sangat sombong itu.
“Hahaha.. Baiklah nak, kalau begitu
aku terima tantangan darimu. Besok, kita akan bertanding dari garis ini, menuju
pohon tua yang ada di ujung jalan ini. Jangan sampai terlambat ya nak.” Dengan
secepat kilat, Walidpun melaju meninggalkan semuanya yang dalam keadaan diam
melongo tak percaya akan kecepatan Walid.
Hewan hewan yang lain segera mengerumuni
kura kura. Ada yang memberi semangat, ada yang mencemaskannya, dan ada juga
yang mencelanya. Namun, kura kura tetap optimis akan menang dalam lomba lari
melawan kelinci sombong itu.
Keesokan harinya, mereka semua
kumpul di lapangan kemarin. Kali ini, hamper seluruh warga penghuni hutan ini
ikut menyaksikan perlombaan antara kura kura melawan kelinci.
Sedia, siap, yak! Suara wasit, yang
dipimpin oleh heru, si burung merpati. Dengan cepat, Walid meninggalkan Arif
jauh di belakang. Walid dengan mudahnya meninggalkan Arif, namun Arif tetap
tidak menyerah.
Arif dengan gigih melewati garis
start, dan terus berlari sekuat yang ia bisa. Walau hal itu memakan waktu yang
sangat lama, tetapi Arif yakin bahwa dialah yang akan menang.
Walid berhenti sebentar, melihat
sekitarnya, dan bergumam kecil. “Dasar kura kura lambat. Kenapa dia bisa sangat
yakin bahwa dialah yang menang? Garis finish sudah tinggal sedikit lagi. Lebih baik,
aku beristirahat sambil makan wortel yang baru kupetik tadi pagi di rumahnya si
kanguru.” Dia berjalan kearah pohon kecil yang rimbun. Duduk disana, sambil
menikmati sebuah wortel oren.
Keasyikan makan dan suara bisikan
dari rimbunan daun yang bergesekan karena angin, Walid pun tertidur pulas.
Tidurnya sangat nyenyak, sampai kura kura tiba di dekatnya pun dia masih tidur.
“Is..is..is… Dalam lomba pun dia
bisa tertidur. Dasar pemalas. Lebih baik, aku percepat lari ku lagi.” Lalu kura
kura dengan semangat juangnya, memperbesar langkah kecilnya.
Hingga akhirnya hampir sampai di
garis finish, Walid terbangun dari tidurnya karena ia mendengar suara gaduh
yang disebabkan oleh penonton. Dengan secepat yang ia bisa, ia berusaha
melewati Arif dan menuju ke garis finish.
Merka berdua sampai digaris finish
dengan hampir bersamaan. Kura kura lebih dulu sampai daripada kelinci. Hal ini
membuat kelinci menjadi sedih, dan kecewa. Namun, Arif mendekatinya dan
memberinya beberapa nasehat agar ia tidak sombong lagi. Dan Walidpun menerima
masukan dari Arif.
0 komentar:
Posting Komentar