Selasa, 06 Desember 2016

Lomba Lari

Cerita Fabel
Lomba Lari
            Di suatu tempat, hiduplah beberapa hewan. Mereka hidup damai, dan sering saling tolong menolong antar sesama. Namun, smuanya berubah saat Walid, seekor kelinci yang dapat berlari dengan cepat menyombongkan dirinya di hadapan para hewan yang lain. Dia berlari mengelilingi hewan hewan yang lain, sambil menantang mereka untuk lomba lari dengannya.
            “Wahai, kalian para hewan lambat! Adakah disini yang bias lebih cepat dari ku?” Dia berdiri di sebuah bongkahan pohon yang sudah tua.
            “Berlagak sangat kau Walid.” Ann, seekor belalang menyoraki Walid.
            “Apa maksudmu? Bukankah kalian bisa melihatnya? Atau mata yang ada di atas hidung kalian itu hanya sebagai hiasan?”
            “Dasar sombong kau Walid. Kalau kau berani, ayo tanding denganku.” Terdengar suara pelan dari seekor hewan yang badannya tertutup oleh batu besar. Dia berusaha menaiki batu itu, dan menantang Walid dengan gagahnya. “Aku, Arif akan bertanding dengan hewan sombong ini. Jika aku yang menang, kau jangan menganggu kami lagi, mengerti?” kata kata tegas dari seekor kura kura kecil.
            Semuanya terdiam. Hening, tak ada suara satupun, sampai saatnya suara tawa Walid pecah mendnegar pernyataannya.
            “Ini? Kura kura? Apakah kau mau menantangku, nak?”
            “Ya. Aku sangat serius dengan hal itu.” Arif tetap pada pendiriannya. Ia merasa sangat yakin, dapat mengalahkan Walid, kelinci yang sangat sombong itu.
            “Hahaha.. Baiklah nak, kalau begitu aku terima tantangan darimu. Besok, kita akan bertanding dari garis ini, menuju pohon tua yang ada di ujung jalan ini. Jangan sampai terlambat ya nak.” Dengan secepat kilat, Walidpun melaju meninggalkan semuanya yang dalam keadaan diam melongo tak percaya akan kecepatan Walid.
            Hewan hewan yang lain segera mengerumuni kura kura. Ada yang memberi semangat, ada yang mencemaskannya, dan ada juga yang mencelanya. Namun, kura kura tetap optimis akan menang dalam lomba lari melawan kelinci sombong itu.
            Keesokan harinya, mereka semua kumpul di lapangan kemarin. Kali ini, hamper seluruh warga penghuni hutan ini ikut menyaksikan perlombaan antara kura kura melawan kelinci.
            Sedia, siap, yak! Suara wasit, yang dipimpin oleh heru, si burung merpati. Dengan cepat, Walid meninggalkan Arif jauh di belakang. Walid dengan mudahnya meninggalkan Arif, namun Arif tetap tidak menyerah.
            Arif dengan gigih melewati garis start, dan terus berlari sekuat yang ia bisa. Walau hal itu memakan waktu yang sangat lama, tetapi Arif yakin bahwa dialah yang akan menang.
            Walid berhenti sebentar, melihat sekitarnya, dan bergumam kecil. “Dasar kura kura lambat. Kenapa dia bisa sangat yakin bahwa dialah yang menang? Garis finish sudah tinggal sedikit lagi. Lebih baik, aku beristirahat sambil makan wortel yang baru kupetik tadi pagi di rumahnya si kanguru.” Dia berjalan kearah pohon kecil yang rimbun. Duduk disana, sambil menikmati sebuah wortel oren.
            Keasyikan makan dan suara bisikan dari rimbunan daun yang bergesekan karena angin, Walid pun tertidur pulas. Tidurnya sangat nyenyak, sampai kura kura tiba di dekatnya pun dia masih tidur.
            “Is..is..is… Dalam lomba pun dia bisa tertidur. Dasar pemalas. Lebih baik, aku percepat lari ku lagi.” Lalu kura kura dengan semangat juangnya, memperbesar langkah kecilnya.
            Hingga akhirnya hampir sampai di garis finish, Walid terbangun dari tidurnya karena ia mendengar suara gaduh yang disebabkan oleh penonton. Dengan secepat yang ia bisa, ia berusaha melewati Arif dan menuju ke garis finish.
            Merka berdua sampai digaris finish dengan hampir bersamaan. Kura kura lebih dulu sampai daripada kelinci. Hal ini membuat kelinci menjadi sedih, dan kecewa. Namun, Arif mendekatinya dan memberinya beberapa nasehat agar ia tidak sombong lagi. Dan Walidpun menerima masukan dari Arif.



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Lomba Lari

0 komentar:

Posting Komentar