Cerita Islami-
Sixth Month
By : Moura Vender
By : Moura Vender
'Ribuan senja,
menahan gemuruh di dada' Seperti itulah, perasaan seorang mahasiswi cantik
asal Pekanbaru yang sedang terdiam menatap tak berdaya menahan perih penantian
terhadap seseorang yang ia sendiri tahu, ia tidak akan pernah bertemu lagi
dengannya. Bisikan dedaunan seolah berkata bahwa ia akan bertemu lagi dengannya
suatu saat nanti. Nyanyian burung menghibur hatinya yang rapuh, yang
selalu pergi ke tempat dimana ia bisa berbicara banyak kepada orang yang tidak
akan pernah ia temui lagi.
Setiap akhir
semester, dia selalu mengunjungi tempat itu, selalu, setiap sore. Dia
memandangi tempat itu, terkadang tersenyum manis, tertawa, bahkan meneteskan
air mata berharganya. Dia selalu berada disana, dengan anggapan tempat itulah
yang bisa membuatnya tenang. Dan dia selalu berharap, akan dapat berjumpa
dengan seseorang yang membuatnya selalu tertawa dan menangis, walau itu dalam
mimpi sekalipun.
Kali ini
ditemani dengan kucing Persia hitamnya, ia duduk ditempat itu. Mencabuti
seluruh gulma dan rumput rumput yang tumbuh disekitarnya, dan membersihkannya
dari sampah sampah. Sesekali, ia tertawa. Teringat kejadian lucu yang ia alami
selama mengenal orang itu. Namun, sesekali ia juga menangis. Teringat kejadian
yang ia alami selama mengenal orang itu, orang yang selalu membuat perasaannya
kacau balau jika hanya mengingat namanya.
Ia tertunduk,
menadahkan tangan, dan membacakan Al-Fatihah sebagai doa untuknya. Tidak luput,
ia mengatakan bagaimana perasaannya dulu, saat ini, dan yang akan dating di
dalam doanya. Ia juga mengatakan didalam doanya, bagaimana kisah mereka,
bagaimana cerita mereka, bagaimana perasaan mereka, semuanya ia sampaikan lewat
doa.
Ia berdiri,
menahan deras air mata yang sudah membasahi pipinya dari tadi. Dengan sedikit paksaan,
ia mencoba untuk tersenyum pada tempat itu, agar dapat meredakan perasaannya
yang gundah gulana akibat teringat seluruh kejadian singkat yang ia alami.
Kejadian singkat, yang terjadi hanya dalam kurun waktu 6 bulan. Namun, dalam 6
bulan itulah seluruh kehidupannya terasa berwarna. Dalam 6 bulan itulah,
seluruh perasaannya bergejolak didalam hatinya. Dalam 6 bulan itulah, seluruh
canda tawa dan tangisnya berarti. Dalam 6 bulan itulah, ia mulai mengenal
bagaimana kehidupan.
“Sayonara” Itulah
kata kata terkahirnya hari ini, dan semester ini. ---------------------------------------------Bersambung--------------------------------------------------
lanjutkan :D
BalasHapus